Brigadir Fandy Di Tampar William Pria Tionghoa

Anak Pengusaha Ini Tampar Polisi Karena Tak Senang Ditegur

William alias Along alias Liam, pria Tionghoa penampar Brigadir Fandy beredar di sosmed. Ternyata anak pemilik toko genset Naga Mas Murni yang ada di Jalan Surabaya, Kecamatan Medan Kota itu bertindak dengan sangat arogan dan berani menampar Brigadir Fandy yang sedang bertugas mengatur lalulintas. William itu masih muda, usianya baru di bawah 30-an tahun.


http://wahana789.blogspot.com/


Ada yang menyebutkan, William mempunyai beking seorang jenderal bintang tiga atau Komisaris Jenderal (Komjen) yang saat ini menduduki jabatan penting. “Namanya gak usah disebutlah, gak enak nanti. Tapi yang penting William sudah diperintahkannya untuk menyerahkan diri.

Karena punya beking jenderal bintang tiga membuat Polresta Medan sungkan menangkap William. Padahal sejak dilaporkan Brigadir Fandy, tak lama setelah penamparan terjadi, William tetap berada di rumahnya. William sendiri menyerahkan diri Kamis petang (17/9/2015).

Namun petugas Satreskrim Polresta Medan tak melakukan penangkapan. Pasalnya sangat dilematis, ditangkap salah, tak ditangkap pun salah. Kita sangat memahami dilematis kawan-kawan di Polresta Medan. Tapi untunglah setelah kasus ini diberitakan media, Pak Komjen itu memerintahkan William untuk menyerahkan diri.

Kronologis Kejadian Penamparan

Fandy menceritakan peristiwa tersebut berawal saat ia melintas dikawasan yang padat lalulintas tersebut. Di kawasan tersebut ia menyaksikan sejumlah mobil yang terparkir dikawsan terlarang. Salah satunya mobil sang pemilik toko yang diparkir persis di depan toko. Lantas ia pun mencoba untuk menanyakan siapa pemiliknya guna dimintai untuk memindahkan mobilnya.

“Saya bertanya, itu mobil siapa. Ternyata mobil milik pengusaha toko genset Naga Mas Murni. Saya kemudian bilang, supaya mobil tersebut dipindahkan karena keberadaannya mengganggu arus lalu intas,” cerita Fandy pada wartawan. Ia juga mengatakan bahwa sebenarnya tegurannya itu tidak dipermasalahkan oleh sang pemilik toko. Akan tetapi anak pemilik toko tersebut langsung marah-marah padanya yang langsung disertai dengan kekerasan dengan pemukulan pada bagian kepalanya.

“Kata dia (William), yang lain, kok, tidak ditilang? Kan banyak yang parkir berlapis juga. Saya bilang, mobilnya tidak ditilang. Cuma ditertibkan agar jangan parkir berlapis karena bikin macet. Yang lainnya juga akan ditertibkan. Tapi satu-satu lah, mana bisa saya lakukan tindakan ini sekaligus, kata saya. Tapi entah bagaimana, setelah itu, dia memukul kepala saya, dekat kuping sebelah kiri,kata Fandy.

Setelah melakukan pemukulaan tersebut anak pemilik toko itu langsung lari kedalam rumahnya dan naik. Diakui oleh Fandy bahwa ia sempat mengejar anak pemilik, akan tetapi orangtuanya menghalng-halngi dirinya agar tidak mengejar anaknya.

Menurut Fandy sedianya keluarganya sudah mencoba meminta maaf, akan tetapi ia menilai tindakan pemuda tersebut sudah sangat keterlaluan. Hal itu lantaran kala itu dirinya merupakan aparat negara yang sedang menjalankan tugasnya. Oleh sebab itulah ia memutuskan untuk menyelesaikan kasus tersebut secara hukum. Ini merupakan penghinaan bagi saya dan juga pada institusi Polri. Saya akan melanjutkan kasus ini dan akan menyelesaikannya secara hukum, kata Fandy.

Kasus tersebut kini sudah seara resmi dilaporkan pada Sat Reskrim Polresta Medan, pada hari Selasa (15/9/2015) lalu. Hal itu benarkan oleh Kasat Lantas Polresta Medan, Kompol M Hasan.Kita tunggu saja hasilnya, pihak Sat Reskrim sudah melakukan pemeriksaan dan meminta keterangan dari sejumlah saksi mata dan warga sekitar. Termasuk kepala lingkungan setempat.

Awal William, Dekat Dengan Jenderal Bintang Tiga atau Komisaris Jenderal (Komjen)

Awal dari William bisa kenal dekat dengan jenderal, William tak kenal langsung dengan jenderal ini. “Ia kenal dengan Pak Komjen melalui temannya berinisial AN. pada saat jenderal itu bertugas di Polda Sumut, AN yang juga pengusaha Tionghoa berteman dekat dengan jenderal tersebut. Jadi AN inilah yang mengenalkan William dengan Pak Komjen, waktu bertugas di Polda Sumut. Pak Komjen juga marah pada William, makanya setelah tahu kejadiannya, William diperintahkan untuk menyerahkan diri.

Kapolri Jenderal Badrodin Haiti marah besar saat mengetahui Brigadir Fandy ditampa pria tionghoa pemilik toko genset di Jalan Surabaya, Kecamatan Medan Kota. Badrodin telah memerintahkan Kapolda Sumut, Irjen Ngadino untuk mengawal pengusutan kasus itu hingga ke pengadilan.



Labels: