IMF dan Kepentingan Kapitalis Asing
Ada apa IMF datang ke indonesia di tengah krisis global, dimana seluruh mata uang negara yang ada di dunia ini menhgalami penurunan dengan menguatkan mata uang dollar. Kedatangan bos IMF Christine Lagarde ke Indonesia di tengah kondisi
perekonomian nasional yang saat ini melemah, seakan mengingatkan
kejadian saat krisis ekonomi 1998.
Saatnya itu, 17 tahun silam,
lembaga pendanaan internasional itu datang menawarkan berbagai obat bagi ekonomi Indonesia yang sedang sakit. Namun menurut Ekonom
Universitas Gajah Mada Tony Prasetiantono, "cara" yang diberikan IMF itu
kenyataanya telah gagal menolong ekonomi Indonesia menuju perbaikan mala ekonomi indonesia mengalami ketepurukan yang mangkin mendalam.
Indonesia
pun trauma atas kejadian ekonomi 1998 itu. Waktu itu IMF lalai dan
kita trauma, kita nggak mau sekarang berhubungan dengan IMF. Dan IMF
sendiri yang dikritik seluruh dunia, ekonom-ekonom top termasuk juga
Joseph Stiglitz juga mengkritik IMF. Jadi malah salah dalam memberikan dan obat yang yang di berikan enggak cocok, ujar Tony di Kantor Bank Indonesia (BI),
Jakarta.
Dari berbagai cara perbaikan yang disarankan
IMF, ada beberapa yang ternyata tak tepat diterapkan di Indonesia.
Pertama kata Tony yaitu pemangkasan subsidi. Menurut ekonom UGM itu,
Indonesia merupakan negara yang masih memerlukan subsidi untuk mendorong
sektor-sektor tertentu.
Hal itu merupakan ciri khas Indonesia
yang tidak bisa disamakan dengan kondisi ekonomi di negara-negara
Amerika Latin layaknya Meksiko dan Brazil yang saat itu juga mengalami
krisis ekonomi. Paket kebijakan yang diberikan IMF terdiri dari
10 poin yang dikenal dengan Washington Consensus, berhasil diterapkan
kepada negara di Amerika Latin, namun tidak bagi Indonesia.
Kalau
saya sakit misalnya kan diinfus, tapi kalau tiba-tiba dicabut kan nggak
bagus, harus ada persiapan yang lain. subsidi juga begitu. Nah IMF dulu
salahnya disitu," kata dia sembari menganalogikan saran pencabutan
subsidi 17 tahun silam.
Selain itu IMF juga salah memberikan
suntikan dengan dosis yang tepat ke Indonesia. itu nggak cukup
dosisnya, kita cadangan devisa waktu itu 20 miliar dollar AS, terus
disuntik selama 16 bulan total jadi 36 miliar dollar AS., Enggak cukup
untuk krisis Indonesia yang utangnya 130 miliar miliar dollar AS. Jadi
obatnya baik, tapi nggak cocok dosisnya," ucap dia.
Kesalahan
fatal lantaran IMF menyamaratakan krisis ekonomi di indonesia dengan krisis yang menimpa sejumlah
negara 1998 silam. Oleh sebab itu, dia yakin kedatangan Lagarde ke
Indonesia tak akan memberikan dampak apapun.
jadi IMF dimata indonesia bukanya memperbaiki keadaan negera indonesia yang pada waktu itu dilanda krisis ekonomi yang sangat parah malah imf memberikan cara dan obat untuk kesehatan ekonomi indonesia bertambah parah.
pada waktu itu contohnya negara yunani yang telah mendapatkan bantuan dana dari IMF bukanya bertambah baik ekonomi negara tersebut malah disarankan meminjam lagi dana dari imf. tetapi dengan desakan rakyatnya, maka pemerintah yunani tidak bersedia meminjam lagi dana dari imf, walau apapun kondisi negaranya krisis rakyat dan pemerintah yunani akan berusaha dengan kemampuan yang dimilikinya, walau di nyatakan bangkrut.
Jadi kekuatan ekonomi suatu negara tergantung dari kekuatan rakyat dan pemerintah secara bersama - sama, saling membahu dalam menaggulangi keadaan ekonomi negaranya. rakyat tidak dapat hanya berharap dari pemerintah atau bantuang asing. biasanya bantuan asing itu ada maksud dan tujuan kepentinganya. tidak lain adalah mengambil kekayaan negara atau mengatur pemerintahan negara tersebut.
Labels: Berita