5
Pimpinan DPR RI Pakai Masker Pada Saat Rapat Paripurna APBN 2016
Ada yang unik pada rapat
paripurna DPR dimana Pimpinan DPR RI sewaktu memimpin sidang menggunakan
masker, hal tersebut dikritik oleh para anggota sidang yang hadoir, karena
mengenakan masker saat memimpin rapat paripurna di Gedung Parlemen, Senayan,
Jakarta, Jumat (30/10/2015). Menurut
sejumlah anggota dewan, aksi 5 pimpinan DPR itu tidak patut dilakukan di sidang
paripurna. Aksi memakai masker tersebut dianggap sebagai bentuk
pencitraan dan politisasi bencana asap.
"Bisa dibilang
contempt of parliament. Masker itu enggak digunakan saat memimpin sidang,"
kata anggota Fraksi PDI Perjuangan, Henry Yosodiningrat, saat mengajukan
interupsi dalam rapat paripurna tersebut.
Menurut Henry, sikap
pimpinan DPR mengenakan masker saat memimpin rapat paripurna dapat menjadi
contoh buruk. Ia khawatir pimpinan rapat paripurna selanjutnya akan meniru
pimpinan DPR saat ini. (Baca: Pimpinan DPR Gunakan Masker dalam Rapat
Paripurna). "Besok-besok bisa pakai topi koboi, seperti LSM. Jangan
lakukan hal tidak patut di sidang," katanya.
Semua pimpinan DPR RI,
yakni Setya Novanto (F-Golkar), Fadli Zon (F-Gerindra), Fahri Hamzah (F-PKS),
Agus Hermanto (F-Demokrat), dan Taufik Kurniawan (F-PAN), mengenakan masker
saat memimpin rapat paripurna. Hanya Setya dan Taufik yang sempat membuka
maskernya saat berbicara kepada para anggota DPR.
Setelah mendapat banyak
protes dari peserta rapat paripurna, semua pimpinan DPR akhirnya membuka
maskernya. Fahri adalah pimpinan DPR yang paling terakhir membuka maskernya.
(Baca: Pansus Asap DPR Dinilai Bakal Ganggu Kerja Pemerintah)
"Ada pimpinan yang
pakai masker, apakah Anda sudah pernah turun langsung?" celetuk seorang
anggota DPR. Kritik
juga disampaikan oleh anggota DPR Fraksi Nasdem Irma Suryani. Menurut dia,
tidak pantas para pimpinan memakai masker saat menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Wakil Ketua Fraksi Partai
Nasdem Johny G Plate mengungkapkan kekecewaannya terhadap pimpinan DPR. Bahkan,
anggota DPR Fraksi Nasdem Johnny G Plate menilai aksi simbolis itu terlalu
membuang waktu. Padahal agenda yang mau disidangkan rapat paripurna ini cukup
penting, yakni pengesahan Rancangan Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara
(RAPBN) 2016.
"Waktu kita di ruang sidang
digunakan untuk yang lebih penting, pengesahan APBN kita," tegas Johnny. Ia
menuding aksi mengenakan masker saat memimpin rapat paripurna hanya pencitraan
yang jauh dari substansi persoalan.
"Jadi lucu saat
ratusan ribu rakyat kesulitan napas, kita bawa dalam dagelan politik. Kami
kecewa dengan sikap simbolis, masalah asap jangan sampai dipolitisasi," kata
Johny.
Irma Suryani anggota DPR
Fraksi Nasdem. Menurut dia, tidak pantas para pimpinan memakai masker saat
menyanyikan lagu Indonesia Raya. Anggota Fraksi Nasdem DPR
Irma Suryani mengatakan, meskipun pemakaian masker sebagai bentuk solidaritas
untuk korban asap, tapi harus memerhatikan tempat dan situasi. “Tidak sopan
ketika menyanyikan lagu Indonesia Raya, pimpinan menutup mulutnya, harusnya
lagu kebangsaan dinyanyikan dengan khidmat dan penuh kehormatan,” katanya.
Penjelasan Wakil Ketua DPRRI yang menjadi pimpinan rapat, Taufik Kurniawan, bahwa aksi mengenakan masker
itu adalah bentuk solidaritas terhadap korban bencana asap. Ia meminta aksi ini
tidak dijadikan polemik. "Semua niatnya baik. Tidak ada agenda yang
tersirat dan tersurat," kata Taufik.
Sebelum rapat paripurna
berlangsung, lima orang protokoler DPR membagikan masker di sekitar ruang rapat
atas perintah Setya. Mereka menawarkan masker kepada para anggota DPR, staf,
hingga wartawan yang berada di sekitar ruang rapat paripurna.
Labels: Politik