Setya Novanto Sebut Jokowi Koppig Alias Keras Kepala

Masalah pencatutan  nama  dan makelar freeport terus berlanjut hasil rekaman yang di ungkap ke publik menjadi terang benerang siapa yang ingin bermain dan mendapatkan keutungan atas perpanjangan kontrak karya Freeport, dalam rekaman tersebut disebutkan oleh setya novanto bahwa jokowi keras kepala, dan soal egonya jokowi yang ketinggian. Menyebabkan adanya pihak pihak yang akan dirugikan.

 Setya Novanto Sebut Jokowi Koppig Alias Keras Kepala

Sikap keras kepala jokowi terungkap pada hasil rekaman yang dibuka . Sikap keras kepala Jokowi, kata Novanto, salah satunya terlihat dalam memutuskan persoalan yang melanda PSSI.  Begini potongan transkrip rekaman percakapan antara Setya Novanto, Riza Chalid dan Maroef Sjamsoedin. Di bagian ini Novanto menyebut Presiden Jokowi sebagai orang yang keras kepala dan tak mau mendengar pendapat orang lain.Berikut petikan percakapan tersebut:



SN: Pengalaman saya ya Pak. Presiden ini agak koppig (kopeh, bahasa belanda) tapi bisa merugikan semua. Contoh yang paling gampang itu PSSI. Apa susahnya ini ya, saya bicara. Saya harus bicara Freeport itu saya bicara dulu PSSI. Saya bilang, Pak Presiden pengalaman saya zaman SBY, SBY turun tangan. TVOne yang sudah menyiarkan liga dan lakunya bukan main, terpaksa harus dihentikan karena sudah teriak-teriak, ini menyangkut sponsor, pengangguran mereka, menyangkut macem-macem. Jadi bisa menurunkan juga kredibilitas isu-isu presiden. Presiden, Pak Ketua khusus PSSI saya tidak ada apa, apa tidak ikut campur dengan pihak mereka. Supaya Indonesia itu bangkit. Saya bilang, ada peraturan FIFA mengharuskan. Kalau saya yang kurang menguasai, Ketua MA menyampaikan hukum-hukumnya. Disampaikan pak, hukum-hukumnya. Kalau sudah bilang enggak, ya enggak, susah kita. Tetap saja. Kita dikte saja. Gitu Pak. Koppignya dia buat bahaya kita. Kedua, Ketua MA sampai merasani sama saya enggak berkenan sama presiden. Wah gak cocoklah.

MS: Chemistry enggak nyambung
SN: Enggak nyambung Pak. Ketemu dua kali di tempatnya Menteri PAN, waktu pelantikan ngobrol itu lagi. Ketemu lagi. Enggaak. Ini harus kita rekayasa pak.
MS: Pengalaman ini ya Pak
SN: Kadang-kadang dia kalau egonya ketinggian, ngerusak Pak. Ngono Pak. Makanya pengalaman-pengalaman saya sama dia, begitu dia makin dihantam makin kenceng dia. Nekat Pak. Waah
MR: Saya itu jodohin terakhir, ngedorong Jokowi jadi capres. Saya, Pak Hendropriyono, dan Pak Budi Gunawan. Seminggu sekali kita rapat di rumah Pak Hendro ama Jokowi. Paling lambat dua minggu sekali, selama setahun sebelum capres Pak. Walaah alot Pak, saya suruh ganti baju. Wah, Pak ganti baju dong.

SN: Berbahaya Pak. Bahaya kalau dia selalu begitu.


Megawati memarahi Jokowi

Dalam rekaman Setya Novanto cs terdengar suara yang dipastikan suara pengusaha minyak Riza Chalid, yang menyatakan Presiden Jokowi dimarahi Megawati karena menolak Budi Gunawan menjadi Kapolri.

“Di Solo ada…, ada Surya Paloh, ada si Pak Wiranto, pokoknya koalisi mereka. Dimaki-maki Pak Jokowi itu sama Megawati di Solo. Dia tolak BG. Gila itu, saraf itu,” ujar Riza yang tengah berbicara dengan Maroef. Konteks pembicaraan adalah, Riza dan Novanto tengah memberitahu Maroef soal sikap keras kepala Jokowi (koppig) ketika telah memutuskan atau memilih sesuatu. “Padahal, ini orang (BG) baik kekuatannya (Jokowi) apa, kok sampai seleher melawan Megawati,” lanjut Riza.

Kenapa sampai Megawati memarahi Jokowi sangat menarik bila ada yang melaporkan Ketua Umum PDIP itu ke kepolisian dengan alasan menghina kepala negara. “Jokowi itu kepala negara, kalau sampai dimarahi, Megawati bisa dipanggil kepolisian. Wiranto dan Surya Paloh bisa dijadikan saksi.

Labels: