Pantai Sawarna Tanjung Layar Yang Memukau di Lebak Banten



Berkunjung ke banten jangan lupa berkunjung kepantai Pantai Sawarna Tanjung Layar Yang Memukau di Lebak Banten adapun Alamat Pantai Sawarna Tanjung Layar Banten terletak di desa Sawarna kecamatan Bayah kabupaten Lebak provinsi Banten. Pantai Sawarna berjarak sekitar 150 Km dari Rangkasbitung. Rute Pantai Sawarna dari Tangerang baiknya melewati Serang. Rute yang bisa Anda lewati jalur Serang lanjut sampai menuju Pandeglang, dan dilanjutkan lagi ke Malimping.


Setelah itu lanjutkan menuju Bayah, dari Kecamatan Bayah ambil arah Pantai Sawarna. Adapula rute ke pantai Sawarna via jalur Pelabuhan Ratu, yakni dari Jakarta menuju Ciawi sampai ke Cibadak, dilanjutkan ke Pelabuhan Ratu. Setelah sampai ke Pelabuhan Ratu segera menuju Cisolok sampai akhirnya menemukan plang ke arah Pantai Sawarna. Rute ini memiliki kondisi jalan yang baik daripada rute yang diambil dari Tangerang.


Di Desa Sawarna terdapat lima pantai yang indah dan eksotik. Bahkan, ada satu lokasi pantai yang biasa digunakan para wisatawan mancanegara maupun domestik untuk berselancar. Kelima pantai tersebut adalah Karang Taraje, Legon Pari, Karang Bereum, Tanjung Layar, Pasir Putih, dan Pantai Muara. Tempat wisata Pantai Sawarna dapat diakses menggunakan roda dua dan roda empat.
 

Tiket Masuk Pantai Sawarna Banten

 

Pantai Sawarna Tanjung Layar Yang Memukau di Lebak Banten

Untuk masuk ke pantai sawarna ini, Anda akan dikenakan tarif yang murah meriah. Ya, murah meriah karena hanya mengeluarkan uang 5000 rupiah saja Anda sudah bisa menikmati pemandangan indah pantai Sawarna. Letak pantai Sawarna Serang yang hanya berjarak 46 km dari Pelabuhan Ratu Merak ini sangat mudah Anda temukan.


Setelah membayar loket tiket masuk, Anda menemukan hamparan pasir putih bersih di sekitar pantai. Ada karang yang menjulang di antara pantai. Pantai ini merupakan salah satu objek wisata andalan di Banten karena keindahannya. Keindahan pantai Sawarna menjadi salah satu pantai terindah dari beberapa pantai yang ada di provinsi Banten

Keangkeran dan sejarah asalnya Pantai Tanjung layar Sawarna

Siapa yang tidak tahu dan mengenal pantai sawarna tanjung layar , hampir semua orang atau wisatawan yang datang kepantai sawarna pasti pernah berkunjung kepantai sawarna dan pantai tanjung layar sawarna, jika dilihat dari kejauhan, pantai ini seperti 2 buah layar perahu atau kapal pesiar yang membentang siap mengarungi samudera, dua buah karang kembar ini sama sama menghadap ke arah selatan dan barat, layaknya orang memandang lautan dan matahari yang tenggelam diufuk barat.


Pantai Sawarna tanjung layar juga diceritakan dalam babad sunda dan legenda dongeng pesisir selatan, menurut dongeng dan cerita para terdahulu sesepuh banten pakidulan atau banten selatan, pada jaman dahulu kala, karang dua ini adalah jelmaan dari 2 buah kekuatan yang akan dijadikan layarnya perahu atau kapal si sangkuriang untuk berlayar mengarungi samudera selatan setelah melangsungkan pernikahannya dengan dayang sumbi/ atau ibunya sendiri, namun tuhan / sang hyang widi tidak mengabulkan dan mengijinkan kehendak sangkuriang, maka diamuklah semua peralatan perahu/kapal termasuk layarnya, konon menurut cerita kapal itupun ditendang kesebelah bagian utara dan berubahlah menjadi gunung besar atau sekarang disebut tangkuban perahu, nah kalau layar-layar yang besar dilempar kebagian selatan pulau jawa dan berubahlah menjadi karang yang kokoh dan tegar dipantai selatan, tepatnya diwilayah provinsi banten, tepatnya desa sawarna, kecamatan bayah.


Menurut salah tokoh desa sawarna aki kundie dan ki yani, pada bulan mulud dimalam jum’at kliwon mengadakan ritual dan pemanggilan penjaga pantai selatan dan pantai tanjung layar, diibaratkan 2 karang tanjung layar itu adalah 2 buah gunungan emas yang mengkilap dan bercahaya yang diatasnya ada seekor naga yang menjaganya, dan disebelah barat kearah laut sekitar 10 meter dari karang tanjung layar ada sebuah batu permata emas yang sangat mengkilap dan bercahaya dengan berbagai warna yang memancar dari batunya, letak permata ini ada didalam karang, jika terjadi penampakan atau muncul kepermukaan, maka akan ada cahaya yang keluar dari dasar laut sekitar dengan cahaya yang sangat terang dan mengkilap.

Pantai Sawarna Tanjung Layar Yang Memukau di Lebak Banten

jika kita perhatikan atau kita photo dari atas dengan menggunakan drone, maka karang tanjung layar dilindungi oleh karang genteng dalam bahasa sunda atau karang yang membentang dari timur kebarat, menghadang dan menghalang pantai karang tanjung layar dari amukan dan terpaan ombak ganas samudera hindia yang besar, ada 2 jajar karang yang membentang menghadang karang tanjung layar ini.

Baca juga : Wisata Puncak Bogor

Untuk para wisatawan atau pengunjung yang datang kepantai tanjung layar pantai sawarna yang tidak mengindahkan larangan dari penjaga pantai atau warga setempat,sering naik ke karang genteng untuk sekedar berphoto atau selfie, padahal hal ini sangat dilarang dan berbahaya untuk keselamatan jiwa dan raga mereka, namun sayang tidak didengar dan diindahkan, dan tidak sedikit yang jatuh dan terluka parah dihantam ombak, bahkan ada juga yang terseret oleh ombak besar.

Pantai Sawarna tanjung layar seperti 2 buah istana yang dijaga dan didampingi oleh pengawalnya, pantai tanjung layar ini juga sangat wangsit dan angker, terlarang bagi orang jinah atau melakukan hubungan badan disekitar ini, jika hal-hal negatif dilakukan diarea ini, maka karang akan runtuh dan belah, dan hal ini sudah terjadi berkali-kali, karang tanjung layar sekarang tidak seutuh seperti 8 tahun yang lalu seperti pada jaman kami SMA, disebelah timur karang ini ada lingkaran cekungan karang yang berbentuk tapak kaki atau kami warga setempat menyebutnya tapak sikabayan.

Legenda Di Balik Dua Batu Kembar Pantai Tanjung Layar-Sawarna

Menurut cerita yang beredar di masyarakat, di balik keindahan dan kokohnya batu kembar yang berada di Pantai Sawarna Tanjung Layar  ini tersembunyi sebuah Misteri dan Legenda yang ternyata masih ada kaitannya dengan Legenda tanah pasundan, Sangkuriang. Konon, Pantai indah bernama Tanjung Layar di Sawarna ini juga diceritakan dalam babad sunda dan legenda pesisir Pantai Selatan.


Selain itu, menurut para sesepuh Banten Selatan atau Tanah Pakidulan, mereka meyakini bahwa dua batu kembar yang berdiri kokoh tersebut adalah perwujudan dari dua buah kekuatan Sangkuriang yang akan dijadikan Layar Perahunya. Seperti yang telah kita ketahui bersama, dalam legenda Sangkuriang tersebut Dayang Sumbi/Rarasati (Ibu Sangkuriang) memberikan sebuah syarat pada Sangkuriang untuk membuat sebuah Telaga dan sebuah Perahu hanya dalam waktu satu malam, hingga ayam berkokok. Syarat ini diberikan Dayang Sumbi pada Sangkuriang dengan tujuan agar Sangkuriang gagal dan dapat menghindari rencana Sangkuriang untuk menikahinya.

Namun ketika pekerjaannya tinggal sedikit lagi dan hampir selesai, ternyata ayam jantan mulai berkokok menandakan pagi datang dan waktu telah habis. Sangkuriang pun gagal memenuhi syarat yang diajukan oleh Dayang Sumbi, dan ketika dia mengetahui bahwa ia telah gagal, sangkuriang marah sejadi-jadinya dan menendang perahu yang ia buat hingga terpental kesebelah utara dan mendarat terbalik, perahu Sangkuriang inilah yang kemudian menjadi Gunung Tangkuban Perahu. Sementara Layar dari perahu tersebut dilemparnya ke bagian Pantai Selatan Jawa dan berdiri kokoh menatap Samudera, dan Layar ini jugalah yang kemudian kita kenal sebagai batu kembar yang dinamai Batu Layar atau Tanjung Layar.

Itulah asal usul dan legenda yang tersembunyi dibalik kokohnya dua batu kembar di Pantai Tanjung Layar Sawarna, yang telah diolah dari berbagai sumber. Dan ini jugalah akhir dari postingan Bantensite kali ini dengan judul Legenda dibalik Dua Batu Kembar Tanjung Layar-Sawarna. Semoga postingan kali ini bisa  bermanfaat bagi para Bansiters semua.

Cerita mistis belut penunggu goa di Pantai Sawarna

Tempat wisata di indonesia biasanya tidak lepas dari cerita legenda baik cerita mitos atau mistis. Sebut saja misalnya Pantai Pelabuhan Ratu dengan mitos Nyai Roro Kidul-nya. Begitu pula dengan kawasan wisata Pantai Sawarna, Lebak, Banten. Di balik keindahan dan keasriannya, wilayah yang berada di sebelah barat Pelabuhan Ratu itu ternyata juga memiliki cerita mistis.
goa lalay-Pantai Sawarna Tanjung Layar Yang Memukau di Lebak Banten

Awalnya, Edwin (24) seorang pemandu sekaligus tukang ojek di objek wisata Pantai Sawarna menceritakan soal sembilan titik lokasi wisata di Sawarna. Namun, ternyata dari sembilan lokasi itu ada satu lokasi yang memiliki cerita mistis. Lokasi itu adalah Goa Lalay. Menurutnya, berdasarkan cerita yang berkembang di masyarakat desa, sebelum Sawarna dan Goa Lalay ramai dikunjungi orang, goa itu ada penghuninya.

Ceritanya di dalam Goa Lalay itu ada lindung sebesar tumbukan padi, tapi gak pernah ganggu.Berdasarkan cerita yang berkembang di masyarakat desa, lindung atau belut mistis itu biasanya keluar pada saat menjelang malam hari. Namun, tak seluruh tubuhnya keluar dari goa. Sebab, hanya kepalanya saja yang muncul.

Goa Lalay itu sendiri artinya goa kelelawar, karena di dalamnya banyak kelelawar. Kedalamannya sampai 2 km, buat tamu jarak aman 400 m. Makin ke dalam makin indah," katanya. Dia menyarankan para wisatawan yang datang menggunakan jasa penunjuk arah atau guide. Sebab, goa itu sangat dalam dan dikhawatirkan wisatawan akan kesulitan.

Kedalamannya sekitar 2 km. Di dalam ada danau kecil, airnya sejuk. Wisatawan yang ke goa biasanya di perjalanan pengap tapi kalau sudah di ujung sejuk, mau kemarau atau gak airnya tetap ada," katanya. Meski ada cerita mistisnya, tak ada pantangan tertentu bagi wisatawan di Pantai Sawarna. Meski Sawarna masih masuk dalam kawasan Pantai Selatan, larangan menggunakan pakaian hijau tak berlaku di sini.

kebenaran dan keabsahan cerita mitos dan mistisnya tentang angker dan wangsitnya pantai tanjung layar, hanya tuhan sajalah yang maha tahu. terima kasih buat pembaca yang budiman semoga artikel tentang Pantai Sawarna Tanjung Layar Yang Memukau diLebak Banten, dapat bermanfaat untuk menambah wawasan pengetahuan kita jika ingin berkunjung ke pantai sawarna tanjung layar.



Labels: